Sabtu, 17 April 2010

Riding Skill

1. Melewati Stang

Banyak orang juga khawatir bahwa mereka akan terlempar kedepan akibat pengereman yang terlalu hebat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya hal ini tidak perlu terlalu ditakutkan. Anda tidak akan terlempar begitu saja melewati stang motor anda kecuali anda benar-benar menabrak pagar beton secara frontal, atau menabrak kap mesin mobil sedan.

Jika yang anda maksudkan adalah terjadinya posisi stoppie yang diikuti terjatuh kedepan, hal ini tidak akan terjadi pada sebagian besar motor kecuali pada motor-motor yang memiliki “Center of Gravity” yang terlalu tinggi. Motor motor pada umumnya, apalagi motor dengan tipe “crusier” tidak mudah untuk memungkinkan terjadinya posisi stoppie. Motor-motor mempunyai kemungkinan besar untuk ber-stoppie ria adalah motor-motor sport yang memiliki sudut “Rake” yang terlalu kecil, dan “Trail” stang yang pendek.

2. Laying It Down (LID)

LID adalah istilah lama di dunia Safety Riding, mungkin sudah terlalu lama hingga tidak banyak yang tahu. Dulu, disaat teknologi ban motor masih tidak sebaik saat ini, dimana komposisi karet ban yang masih terlalu keras dan tidak memiliki traksi yang baik, pengendara motor saat itu berfikir “kalau ban sudah tidak bisa lagi menghentikan motor, maka gunakan bodi motor untuk menghentikannya melaju”. Memang terdengar berlebihan, tapi teknik ini benar-benar ada. Dengan memiringkan motor dan sliding hingga permukaan bodi motor, jok dan stang terseret diatas aspal (dengan si pengendara juga ikut terseret tentunya).

Hingga kini, dimana teknologi pengereman sudah memadai dan komposisi ban yang baik, teknik LID masih terus dikuasai oleh sedikit pengendara motor veteran yang masih merasa bahwa teknik ini masih cukup efektif. Dan demikian sterusnya, teknik ini diturunkan terus menerus pada pengendara junior oleh beberapa kursus Safety Riding di Amerika.

Banyak pengendara motor mengaku bahwa mereka melakukan LID untuk menghindari tabrakan parah, walaupun sebenarnya mereka terjatuh karena mereka tidak memiliki skill pengereman yang cukup.

Tentu saja, anda tidak perlu melatih teknik ini, kecuali anda memang benar-benar full “hard” gear, full “hard” paranoid dan lecet-lecet parah pada motor anda tidak lah berarti.

3. Skidding

Hare gene, masih aja ada yang percaya kalau ban yang skidding memiliki kemampuan stop yang lebih baik dibanding ban yang tidak skidding. Mereka bingung ketika sudah melakukan pengereman hingga ban berasap, namun tetap neruduk hazard.

Padahal, faktanya, skidding justru memperpanjang jarak pengereman dan berarti “kehilangan traksi total”, menjadikan motor menjadi kehilangan kontrol. Skidding pada roda depan dapat menyebabkan “Lowside Fall”, skidding pada roda belakang dapat menyebabkan “Highside Fall”. (Mengenai “Low side fall” dan “High side fall” serta bagaimana mengatasinya silahkan baca di artikel ini http://safetyridingcourse.com/?p=32) .

4. Anti-lock Brake System (ABS)

ABS adalah mekanisme pengereman terkontrol yang dibuat oleh pabrikan motor untuk mencegah sistem pengereman manjadi terkunci akibat usaha pengereman yang berlebihan.

ABS sangat baik dan efektif untuk mencegah skidding pada motor jika motor bergerak lurus kedepan. ABS tidak begitu berperan baik pada motor apabila terjadi skidding di tikungan. Ini karena ABS hanya mendeteksi kecepatan putaran roda, apakah lebih cepat atau lebih lambat, sedangkan skidding saat menikung bisa terjadi walaupun roda masih berputar dengan baik. Dan skidding yang terjadi saat itu adalah menyamping. Jadi, mau di rem atau tidak, skidding tetap terjadi.

ABS pada motor kebanyakan dipergunakan pada motor-motor tourer dengan cc yang besar. Karena pemasangan dan alat-alat yang mahal, ABS pada motor biasanya terpasang dari pabrikan dan memang terpasang pada motor-motor yang mahal.

5. Trail Braking

Jika kita perhatikan pada materi-materi Safety Riding dimana-mana, diajarkan agar melakukan pengereman dan melambat pada saat hendak memasuki tikungan, ketika hendak miring untuk menikung diharapkan kecepatan sudah cukup lambat untuk sebuah proses menikung yang mulus dan rem sudah dilepas, agar traksi ban benar-benar dimanfaatkan untuk menikung. Dalam dunia balap motor, ada teknik pengereman yang justru berlawanan, yaitu Trail Breaking.

Trail Breaking berarti melakukan pengereman disaat motor memasuki tikungan dan membiarkan grafitasi menarik motor hingga kemiringan maksimum. Pada saat kemiringan sudah cukup, rem mulai dilepaskan dan gas ditambah untuk meningkatkan gaya sentrifugal dan mempertahankan agar motor tidak terjatuh.

Teknik ini dilakukan pada saat balapan, dimana kecepatan untuk memasuki tikungan lebih diperhatikan untuk mencuri posisi balapan. Teknik ini aman dilakukan karena track sirkuit yang sudah dikenal dan kondisinya baik dan prima. Para pembalap juga sudah mem-familiarisasi diri mereka pada tikungan-tikungan tersebut.

Teknik Trail Breaking tidak direkomendasikan pada penggunaan motor sehari-hari, karena tikungan-tikungan jalan raya yang memiliki kondisi tidak baik dan hazard yang bisa timbul setiap saat.

6. Cepat Berhenti di Tikungan

Kadang kala, anda harus berhenti secepat mungkin disaat anda sedang menikung, dimana tiba-tiba anda melihat hazard yang muncul didalam tikungan yang mana anda tidak mengira ia akan muncul. Biasanya, pengendara motor akan segera menurunkan kaki (menjejak tanah), melakukan pengereman mendadak, “wobbling” dan diikuti suara bergedebum motor jatuh.

Untuk dapat berhenti dengan cepat secara efektif anda harus berusaha mendapatkan kembali traksi pada ban dimana pada saat menikung, sebagian besar traksi ban dipergunakan untuk mempertahankan posisi motor yang sedang miring menikung. Keterbatasan traksi ini, jika rem dipaksakan akan menyebabkan motor tergelincir dan terjatuh.

Cara yang terbaik untuk pengereman maksimal saat menikung adalah dengan menegakkan motor anda (meluruskan arah motor) secepatnya dan melakukan pengereman maksimal.

Latihlah pengereman disaat anda menikung di tempat yang cukup luas dan permukaan yang bersih dari pasir dan kerikil. Atau anda bisa melatihnya di jalanan yang sangat-sangat sepi dan berbadan lebar.

7. Swerving

Ada pula kalanya anda dapat melihat dalam sekejap, bahwa pengereman tidak akan menolong anda dari menabrak sebuah hazard. MSF mengatakan bahwa hampir 80% hazard yang tidak bisa dihindari dengan pengereman dapat dihindari dengan melakukan swerving.

Swerving adalah teknik 2 kali menikung yang dilakukan berurutan. Atau secara teknis, Swerving adalah 2 kali counter steering yang dilakukan secara berurutan.Kekiri kemudian kekanan, atau sebaliknya; Kekanan kemudian kekiri.

Swerving bisa diawali dengan pengereman, atau disudahi dengan pengereman, namun penting untuk diingat, jangan melakukan pengereman disaat anda sedang melakukan swerving. Karena disaat anda melakukan swerving, traksi ban dibutuhkan 100% untuk menikung. Pengereman saat swerving hanya akan mengurangi traksi yang mengakibatkan gagal swerving dengan menabrak hazard atau terjatuh.

Kesimpulannya, keahlian pengereman anda akan semakin matang seiring pengalaman anda mengendarai motor dan kematangan itu akan semakin sempurna jika anda terus-menerus melatih diri secara rutin.

Lebih baik anda mencoba dan merasakan sendiri disaat anda berlatih daripada anda merasakannya sendiri disaat anda benar-benar dalam masalah.

0 komentar:

Posting Komentar

Riding Skill

1. Melewati Stang

Banyak orang juga khawatir bahwa mereka akan terlempar kedepan akibat pengereman yang terlalu hebat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya hal ini tidak perlu terlalu ditakutkan. Anda tidak akan terlempar begitu saja melewati stang motor anda kecuali anda benar-benar menabrak pagar beton secara frontal, atau menabrak kap mesin mobil sedan.

Jika yang anda maksudkan adalah terjadinya posisi stoppie yang diikuti terjatuh kedepan, hal ini tidak akan terjadi pada sebagian besar motor kecuali pada motor-motor yang memiliki “Center of Gravity” yang terlalu tinggi. Motor motor pada umumnya, apalagi motor dengan tipe “crusier” tidak mudah untuk memungkinkan terjadinya posisi stoppie. Motor-motor mempunyai kemungkinan besar untuk ber-stoppie ria adalah motor-motor sport yang memiliki sudut “Rake” yang terlalu kecil, dan “Trail” stang yang pendek.

2. Laying It Down (LID)

LID adalah istilah lama di dunia Safety Riding, mungkin sudah terlalu lama hingga tidak banyak yang tahu. Dulu, disaat teknologi ban motor masih tidak sebaik saat ini, dimana komposisi karet ban yang masih terlalu keras dan tidak memiliki traksi yang baik, pengendara motor saat itu berfikir “kalau ban sudah tidak bisa lagi menghentikan motor, maka gunakan bodi motor untuk menghentikannya melaju”. Memang terdengar berlebihan, tapi teknik ini benar-benar ada. Dengan memiringkan motor dan sliding hingga permukaan bodi motor, jok dan stang terseret diatas aspal (dengan si pengendara juga ikut terseret tentunya).

Hingga kini, dimana teknologi pengereman sudah memadai dan komposisi ban yang baik, teknik LID masih terus dikuasai oleh sedikit pengendara motor veteran yang masih merasa bahwa teknik ini masih cukup efektif. Dan demikian sterusnya, teknik ini diturunkan terus menerus pada pengendara junior oleh beberapa kursus Safety Riding di Amerika.

Banyak pengendara motor mengaku bahwa mereka melakukan LID untuk menghindari tabrakan parah, walaupun sebenarnya mereka terjatuh karena mereka tidak memiliki skill pengereman yang cukup.

Tentu saja, anda tidak perlu melatih teknik ini, kecuali anda memang benar-benar full “hard” gear, full “hard” paranoid dan lecet-lecet parah pada motor anda tidak lah berarti.

3. Skidding

Hare gene, masih aja ada yang percaya kalau ban yang skidding memiliki kemampuan stop yang lebih baik dibanding ban yang tidak skidding. Mereka bingung ketika sudah melakukan pengereman hingga ban berasap, namun tetap neruduk hazard.

Padahal, faktanya, skidding justru memperpanjang jarak pengereman dan berarti “kehilangan traksi total”, menjadikan motor menjadi kehilangan kontrol. Skidding pada roda depan dapat menyebabkan “Lowside Fall”, skidding pada roda belakang dapat menyebabkan “Highside Fall”. (Mengenai “Low side fall” dan “High side fall” serta bagaimana mengatasinya silahkan baca di artikel ini http://safetyridingcourse.com/?p=32) .

4. Anti-lock Brake System (ABS)

ABS adalah mekanisme pengereman terkontrol yang dibuat oleh pabrikan motor untuk mencegah sistem pengereman manjadi terkunci akibat usaha pengereman yang berlebihan.

ABS sangat baik dan efektif untuk mencegah skidding pada motor jika motor bergerak lurus kedepan. ABS tidak begitu berperan baik pada motor apabila terjadi skidding di tikungan. Ini karena ABS hanya mendeteksi kecepatan putaran roda, apakah lebih cepat atau lebih lambat, sedangkan skidding saat menikung bisa terjadi walaupun roda masih berputar dengan baik. Dan skidding yang terjadi saat itu adalah menyamping. Jadi, mau di rem atau tidak, skidding tetap terjadi.

ABS pada motor kebanyakan dipergunakan pada motor-motor tourer dengan cc yang besar. Karena pemasangan dan alat-alat yang mahal, ABS pada motor biasanya terpasang dari pabrikan dan memang terpasang pada motor-motor yang mahal.

5. Trail Braking

Jika kita perhatikan pada materi-materi Safety Riding dimana-mana, diajarkan agar melakukan pengereman dan melambat pada saat hendak memasuki tikungan, ketika hendak miring untuk menikung diharapkan kecepatan sudah cukup lambat untuk sebuah proses menikung yang mulus dan rem sudah dilepas, agar traksi ban benar-benar dimanfaatkan untuk menikung. Dalam dunia balap motor, ada teknik pengereman yang justru berlawanan, yaitu Trail Breaking.

Trail Breaking berarti melakukan pengereman disaat motor memasuki tikungan dan membiarkan grafitasi menarik motor hingga kemiringan maksimum. Pada saat kemiringan sudah cukup, rem mulai dilepaskan dan gas ditambah untuk meningkatkan gaya sentrifugal dan mempertahankan agar motor tidak terjatuh.

Teknik ini dilakukan pada saat balapan, dimana kecepatan untuk memasuki tikungan lebih diperhatikan untuk mencuri posisi balapan. Teknik ini aman dilakukan karena track sirkuit yang sudah dikenal dan kondisinya baik dan prima. Para pembalap juga sudah mem-familiarisasi diri mereka pada tikungan-tikungan tersebut.

Teknik Trail Breaking tidak direkomendasikan pada penggunaan motor sehari-hari, karena tikungan-tikungan jalan raya yang memiliki kondisi tidak baik dan hazard yang bisa timbul setiap saat.

6. Cepat Berhenti di Tikungan

Kadang kala, anda harus berhenti secepat mungkin disaat anda sedang menikung, dimana tiba-tiba anda melihat hazard yang muncul didalam tikungan yang mana anda tidak mengira ia akan muncul. Biasanya, pengendara motor akan segera menurunkan kaki (menjejak tanah), melakukan pengereman mendadak, “wobbling” dan diikuti suara bergedebum motor jatuh.

Untuk dapat berhenti dengan cepat secara efektif anda harus berusaha mendapatkan kembali traksi pada ban dimana pada saat menikung, sebagian besar traksi ban dipergunakan untuk mempertahankan posisi motor yang sedang miring menikung. Keterbatasan traksi ini, jika rem dipaksakan akan menyebabkan motor tergelincir dan terjatuh.

Cara yang terbaik untuk pengereman maksimal saat menikung adalah dengan menegakkan motor anda (meluruskan arah motor) secepatnya dan melakukan pengereman maksimal.

Latihlah pengereman disaat anda menikung di tempat yang cukup luas dan permukaan yang bersih dari pasir dan kerikil. Atau anda bisa melatihnya di jalanan yang sangat-sangat sepi dan berbadan lebar.

7. Swerving

Ada pula kalanya anda dapat melihat dalam sekejap, bahwa pengereman tidak akan menolong anda dari menabrak sebuah hazard. MSF mengatakan bahwa hampir 80% hazard yang tidak bisa dihindari dengan pengereman dapat dihindari dengan melakukan swerving.

Swerving adalah teknik 2 kali menikung yang dilakukan berurutan. Atau secara teknis, Swerving adalah 2 kali counter steering yang dilakukan secara berurutan.Kekiri kemudian kekanan, atau sebaliknya; Kekanan kemudian kekiri.

Swerving bisa diawali dengan pengereman, atau disudahi dengan pengereman, namun penting untuk diingat, jangan melakukan pengereman disaat anda sedang melakukan swerving. Karena disaat anda melakukan swerving, traksi ban dibutuhkan 100% untuk menikung. Pengereman saat swerving hanya akan mengurangi traksi yang mengakibatkan gagal swerving dengan menabrak hazard atau terjatuh.

Kesimpulannya, keahlian pengereman anda akan semakin matang seiring pengalaman anda mengendarai motor dan kematangan itu akan semakin sempurna jika anda terus-menerus melatih diri secara rutin.

Lebih baik anda mencoba dan merasakan sendiri disaat anda berlatih daripada anda merasakannya sendiri disaat anda benar-benar dalam masalah.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More