Sabtu, 17 April 2010

Riding skil

Tentang Pengereman


Ya ya ya, sudah banyak artikel diluar sana yang membahas mengenai pengereman. Dan kali ini kita bahas tentang “Pengereman”. Lagi ??? Yup, pengereman adalah salah satu teknik berkendara yang paling penting. Gimana gak penting, coba aja bawa motor yang nggak ada rem-nya. Karenanya saya akan bawakan pembahasan mengenai pengereman ini lagi. Yang ini dengan lengkap dan komprehensif.

Banyak pengendara motor terlalu yakin dengan kemampuannya menggunakan rem. Yap, karena sebagian besar pengendara motor memang melakukan pengereman dalam kondisi yang normal-normal saja. Atau dengan kata lain, dalam kondisi yang tidak emergensi. Kalau dipikir-pikir, memang benar sih, kalau kita bawa motor dengan benar, ehm.. maksud saya benar-benar “benar”, maka tidak perlu terjadi pengereman dalam keadaan emergensi, karena semuanya tertangani dengan benar, tidak kebut-kebutan, konsentrasi di jalan, patuh rambu-rambu lalulintas dan berkendara penuh etika.

Namun demikian, tetap saja hal-hal diluar perkiraan kita selalu terjadi, ditengah jalanan yang padat dan ramai serta terus menerus berubah-ubah secara dinamis. Ada saja orang yang menyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri dan kanan. Ada saja pengendara motor yang suka potong-potong jalur orang seenak udel-nya. Dan lain sebagainya. Dalam keadaan inilah keahlian dalam pengereman yang baik dan benar dibutuhkan, bukan hanya sekedar bejek rem sambil ngomel-ngomel.

Latihan

Untuk benar-benar mengetahui kemampuan kita dalam hal pengereman adalah dengan mencobanya langsung di lapangan. Atau coba langsung di jalanan yang sepi. Jangan takut, kalau takut, mendingan gak usah bawa motor sama sekali. Dengan berlatih, kita sudah mempersiapkan mental dan fisik bahwa kita akan mencoba pengereman. Mendingan coba waktu latihan daripada coba langsung pada saat emergensi. Ya gak ?

Latihan pengereman biasanya disebut dengan “Sudden Break”. Dan latihan ini sudah jadi standar pelatihan di kursus-kursus atau pelatihan Safety Riding dimanapun. Sudah umum. Jadi harusnya semua orang yang pernah ikutan SRC (Safety Riding Course) pastinya sudah pernah mencicipi latihan ini. Tapi, gak harus ikutan SRC kok buat latihan pengereman. Sendirian juga bisa. Disarankan untuk melatih “Sudden Break” setiap kwartal (3 bulanan). Walaupun anda sudah mengantongi puluhan ribu kilometer pengalaman, tetap saja, sebaiknya anda terus menerus melatih kemampuan pengereman ini. Agar reflek anda tetap tajam dan fresh.

Seperti yang sudah dikatakan barusan, latihan “Sudden Break” tidak perlu harus dalam situasi yang formal seperti dalam pelatihan SRC, anda cukup datang kepelataran parkir, atau lapangan dengan permukaan yang keras dan bersih, sukur-sukur bisa dapat tempat seperti landasan pesawat terbang, he he he, yang tidak terpakai tentunya dan gak sampe dikejar-kejar satpam. Cukup manfaatkan 10 menit saja untuk berlatih pengereman. Pokoknya, pada intinya, adalah melatih kemampuan pengereman anda dan menciptakan kesempatan untuk melatih diri.

Kalau anda dapat tempat luas dan lapang, cobalah berkendara pada kecepatan 25 hingga 35 km/jam, dalam arah yang lurus. Kemudian lakukan pengereman di suatu titik hingga motor berhenti total dan anda turunkan kaki kiri anda (tangan kanan masih menarik tuas rem depan secara maksimum dan kaki kanan masih menginjak pedal rem belakang).

Dalam situasi emergensi, anda sebaiknya tidak memikirkan kopling karena anda terfokus untuk berhenti secepatnya. Biarkan tuas kopling dilepaskan dan tangan kiri anda menggenggam stang dengan kuat. Mesin akan membantu pengereman dengan “engine break” dan biarkan mesin mati (karena “enggine log”) sewaktu anda berhenti total.

Sewaktu melakukan pengereman, tangan kanan anda hendaknya meremas tuas rem. Jangan di sentak dengan jari. Kenapa ? karena, sewaktu anda mulai pengereman bobot motor dan pengendara akan teralihkan keroda depan, seiring dengan pengalihan beban kedepan, roda depan yang secara progresif menerima beban akan menekan permukaan jalan secara bersamaan. Logikanya, kalau semakin menekan permukaan jalan, maka traksi (daya rekat/cengkeram roda pada permukaan jalan) juga akan bertambah. Semakin tinggi traksi, maka rem bisa semakin di perkuat.

Berbeda dengan roda belakang, pada roda depan, traksi akan bertambah seiring dengan beban yang teralihkan kedepan, sementara roda belakang justru semakin kehilangan traksi.

Jika tuas rem depan disentak oleh jari, maka, belum sempat beban teralihkan kedepan, rem sudah maksimal dan bisa menyebabkan “skidding” (tergelincir). Diperlukan waktu sekitar 1 detik dari kondisi lepas hingga pengereman maksimum, atau dengan kata lain, sejak anda mulai menarik tuas rem hingga tuas rem itu benar-benar tertarik dengan tenaga maksimum jari-jemari adalah dalam 1 detik. 1 detik waktu yang cukup bagi beban bobot motor dan pengendara untuk teralihkan ke roda depan dan mencapai traksi maksimum.

Sewaktu melakukan pengereman, jangan hanya mengandalkan rem depan saja, rem belakang juga dimanfaatkan namun tidak perlu terlalu keras, cukup untuk menstabilkan motor agar tetap bergerak lurus kedepan dan jangan sampai mengunci, ini penting, INGAT !!! Jangan sampai mengunci !!!. Sliding dengan roda belakang dapat menimbulkan “High Side Fall”.

FAST, seperti kursus Safety Riding yang lain, mengajarkan teknik Sudden Break ini. Namun dalam sessi ARC (Advanced Riding Course), kami juga ajarkan teknik berhenti saat melakukan cornering, serta track Sudden Break yang lebih menarik dan aman.

Percayalah, anda akan sangat bersyukur bila anda melatih diri anda sendiri untuk lebih menguasai teknik Pengereman yang baik, adalah dengan berlatih secara teratur. Cukup 10 menit saja, anda sendiri.

Oh.. satu lagi, sebelum anda mencoba berlatih, lengkapi diri anda dengan Gear yang memadai. Untuk jaga-jaga.

Rem Depan

Rem depan memberikan kemampuan pengereman yang terbaik bagi motor anda. Beberapa literatur seputar Safety Riding mengatakan bahwa “Front Brake is the one that STOP”. Sebab, saat melakukan pengereman, berat motor dan pengendaranya akan berpindah kedepan dan memperbesar traksi roda depan.

Anda bisa coba sendiri untuk menekan telapak tangan anda pada permukaan meja, semakin kuat anda tekan telapak tangan ke meja, maka semakin berat bagi tangan anda untuk bergeser dari permukaan meja.

Hanya saja, anda perlu memberi waktu bagi bobot tubuh dan motor untuk bergerak kedepan dan secara bersamaan meningkatkan daya rem roda depan, dengan meremas tuas rem secara progresif selama 1 detik hingga mencapai pengereman maksimum.

Sayangnya, banyak pengendara motor yang justru takut melakukan pengereman roda depan. Mereka percaya pada mitos yang mengatakan bahwa dengan melakukan pengereman roda depan, motor akan terpelanting kearah depan. Mereka sering menyalahkan kondisi ini padahal mereka justru tidak punya keahlian pengereman yang baik. Kondisi pengereman seperti “stoppie yang kelewatan” ini tidak akan terjadi, kecuali memang sipengendara menginginkannya, dan hanya motor-motor dengan COG (Center Of Grafity) yang terlalu tinggi yang akan mengalami hal ini, itu pun karena si pengendara motor memang menginginkannya atau panik. Yang lebih disayangkan lagi adalah, mitos ini terus menerus disebarkan dari pengendara motor ke pengendara motor yang lain.

Potensi bahaya yang timbul dari pengereman roda depan adalah justru timbul dari roda depan yang skidding. Bila skidding sampai terjadi, segeralah melepaskan rem depan dan kembali melakukan pengereman secara progresif. Karenanya, jangan serta merta menyentak tuas rem depan, melainkan di remas secara progresif. 1 detik.

Memang susah untuk tidak menyetak tuas rem depan disaat yang sangat tiba-tiba seperti orang gila yang tiba-tiba loncat kedepan jalur motor anda, itulah gunanya anda berlatih.

Oh… satu lagi, percayalah pada “rem depan” anda.

Rem Belakang

Yup, anda mungkin sudah bisa menebak, pada saat pengereman berat beban motor dan pengendara akan bergerak kedepan, menjadikan roda belakang kekurangan traksi dan tidak efektif untuk pengereman. Itulah sebabnya, skidding roda belakang pada saat pengereman tiba-tiba sangat umum terjadi. Memang susah untuk merasakan apakan roda belakang sedang sliding atau belum, dan menetukan “pressure” yang pas bagi pedal rem belakang. Anda harus merasakan karakteristik rem belakang motor anda. Bagaimana caranya ? Dengan berlatih secara teratur.

Mungkin anda bertanya, lalu apa gunanya rem belakang kalau yang menghentikan motor adalah rem depan ? Jawabannya adalah, pada faktanya, rem belakang juga membantu untuk melambatkan motor sekaligus menstabilkan motor saat melakukan pengereman.

Ada literatur yang mengatakan, jika dalam latihan anda terus menerus menyebabkan roda belakang tergelincir (skidding), maka, berhetilah menggunakan rem belakang, letakkan kaki anda pada foot rest tanpa menyetuh pedal rem. Kalau refleks anda yang melakukan pengereman hingga skidding, maka letakan kaki kanan anda pada foot rest untuk boncenger. Saat ada kesempatan, periksalah sistem pengereman anda, dan buat agar rem tidak terlalu menggigit.

“Banyak orang mengganti rem belakang yang aslinya tromol jadi disk brake. Niatnya sih, agar pengereman jadi lebih sempurna, walhasil, justru bikin rem belakang terlalu menggigit dan menyebabkan skidding yang berlebihan. Skidding roda belakang adalah penyebab terjadinya High Side Fall yang fatal.”.

Hmmm, walaupun demikian, ada kalanya rem belakang lebih punya andil dibandingkan rem depan. Pada situasi-situasi khusus seperti menuruni lembah yang terlalu terjal, berjalan di jalan yang sangat basah dan licin atau pada saat anda membawa boncenger yang gemuk. he he he.

Dua Lebih Baik Dari Pada Satu

Seperti telah di jelaskan, saat melakukan pengereman, gunakan kedua rem, dengan menggunakan kedua rem, depan dan belakang, maka jarak berhenti akan lebih pendek jika dibandingkan kalau hanya menggunakan salah satu rem saja.

Rem depan yang berperan lebih untuk menghentikan motor, Rem Belakang untuk menjaga kestabilan motor dan selalu menjadikan motor bergerak lurus.

Anda boleh praktekan sendiri. Cobalah melakukan pengereman dan berusaha mencapai jarak sependek-pendeknya tanpa harus ngotot dan membahayakan diri. Pertama-tama rem belakang saja. Beri tanda tempat anda mulai melakukan pengereman dan titik berhenti motor. Kemudian lakukan lagi dengan hanya menggunakan rem depan saja. Jangan lupa tips-tips diatas. Beri tanda lagi. Yang terakhir, cobalah dengan menggunakan kedua rem. Jika anda lakukan dengan benar, anda dapat melihat sendiri bahwa menggunakan kedua rem memiliki jarak berhenti yang paling pendek.

Anda harus siap untuk melakukan pengereman pada kedua rem depan dan belakang. Setiap saat dan setiap waktu anda berada diatas motor. Ada cara yang efektif agar anda selalu siap melakukan pengereman depan/belakang ini. Yaitu dengan selalu, yap, selalu melakukan pengereman depan/belakang setiap kali anda hendak melambat. Hal ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan anda, untuk selalu menggunakan rem Depan dan Belakang.

Engine Break

Dalam dunia otomotif, Engine Break, atau memanfaat putaran mesin yang sedang rendah untuk memperlambat laju kendaraan adalah hal yang umum. Demikian pula dengan motor. Walaupun demikian, Engine Break hanya memberikan kontribusi yang kecil dalam proses melambatkan motor, dan alangkah baiknya jika anda tetap mempercayakan pengereman pada sistem rem yang sudah ada di roda depan dan belakang motor anda.

Satu lagi, Engine Break, pada intinya sama dengan rem belakang. Penggunaan Engine Break yang berlebihan, terutama pada motor-motor dengan torsi besar dimana putaran mesin memiliki tenaga yang besar, Engine Break dapat menebabkan skidding pada roda belakang.

0 komentar:

Posting Komentar

Riding skil

Tentang Pengereman


Ya ya ya, sudah banyak artikel diluar sana yang membahas mengenai pengereman. Dan kali ini kita bahas tentang “Pengereman”. Lagi ??? Yup, pengereman adalah salah satu teknik berkendara yang paling penting. Gimana gak penting, coba aja bawa motor yang nggak ada rem-nya. Karenanya saya akan bawakan pembahasan mengenai pengereman ini lagi. Yang ini dengan lengkap dan komprehensif.

Banyak pengendara motor terlalu yakin dengan kemampuannya menggunakan rem. Yap, karena sebagian besar pengendara motor memang melakukan pengereman dalam kondisi yang normal-normal saja. Atau dengan kata lain, dalam kondisi yang tidak emergensi. Kalau dipikir-pikir, memang benar sih, kalau kita bawa motor dengan benar, ehm.. maksud saya benar-benar “benar”, maka tidak perlu terjadi pengereman dalam keadaan emergensi, karena semuanya tertangani dengan benar, tidak kebut-kebutan, konsentrasi di jalan, patuh rambu-rambu lalulintas dan berkendara penuh etika.

Namun demikian, tetap saja hal-hal diluar perkiraan kita selalu terjadi, ditengah jalanan yang padat dan ramai serta terus menerus berubah-ubah secara dinamis. Ada saja orang yang menyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri dan kanan. Ada saja pengendara motor yang suka potong-potong jalur orang seenak udel-nya. Dan lain sebagainya. Dalam keadaan inilah keahlian dalam pengereman yang baik dan benar dibutuhkan, bukan hanya sekedar bejek rem sambil ngomel-ngomel.

Latihan

Untuk benar-benar mengetahui kemampuan kita dalam hal pengereman adalah dengan mencobanya langsung di lapangan. Atau coba langsung di jalanan yang sepi. Jangan takut, kalau takut, mendingan gak usah bawa motor sama sekali. Dengan berlatih, kita sudah mempersiapkan mental dan fisik bahwa kita akan mencoba pengereman. Mendingan coba waktu latihan daripada coba langsung pada saat emergensi. Ya gak ?

Latihan pengereman biasanya disebut dengan “Sudden Break”. Dan latihan ini sudah jadi standar pelatihan di kursus-kursus atau pelatihan Safety Riding dimanapun. Sudah umum. Jadi harusnya semua orang yang pernah ikutan SRC (Safety Riding Course) pastinya sudah pernah mencicipi latihan ini. Tapi, gak harus ikutan SRC kok buat latihan pengereman. Sendirian juga bisa. Disarankan untuk melatih “Sudden Break” setiap kwartal (3 bulanan). Walaupun anda sudah mengantongi puluhan ribu kilometer pengalaman, tetap saja, sebaiknya anda terus menerus melatih kemampuan pengereman ini. Agar reflek anda tetap tajam dan fresh.

Seperti yang sudah dikatakan barusan, latihan “Sudden Break” tidak perlu harus dalam situasi yang formal seperti dalam pelatihan SRC, anda cukup datang kepelataran parkir, atau lapangan dengan permukaan yang keras dan bersih, sukur-sukur bisa dapat tempat seperti landasan pesawat terbang, he he he, yang tidak terpakai tentunya dan gak sampe dikejar-kejar satpam. Cukup manfaatkan 10 menit saja untuk berlatih pengereman. Pokoknya, pada intinya, adalah melatih kemampuan pengereman anda dan menciptakan kesempatan untuk melatih diri.

Kalau anda dapat tempat luas dan lapang, cobalah berkendara pada kecepatan 25 hingga 35 km/jam, dalam arah yang lurus. Kemudian lakukan pengereman di suatu titik hingga motor berhenti total dan anda turunkan kaki kiri anda (tangan kanan masih menarik tuas rem depan secara maksimum dan kaki kanan masih menginjak pedal rem belakang).

Dalam situasi emergensi, anda sebaiknya tidak memikirkan kopling karena anda terfokus untuk berhenti secepatnya. Biarkan tuas kopling dilepaskan dan tangan kiri anda menggenggam stang dengan kuat. Mesin akan membantu pengereman dengan “engine break” dan biarkan mesin mati (karena “enggine log”) sewaktu anda berhenti total.

Sewaktu melakukan pengereman, tangan kanan anda hendaknya meremas tuas rem. Jangan di sentak dengan jari. Kenapa ? karena, sewaktu anda mulai pengereman bobot motor dan pengendara akan teralihkan keroda depan, seiring dengan pengalihan beban kedepan, roda depan yang secara progresif menerima beban akan menekan permukaan jalan secara bersamaan. Logikanya, kalau semakin menekan permukaan jalan, maka traksi (daya rekat/cengkeram roda pada permukaan jalan) juga akan bertambah. Semakin tinggi traksi, maka rem bisa semakin di perkuat.

Berbeda dengan roda belakang, pada roda depan, traksi akan bertambah seiring dengan beban yang teralihkan kedepan, sementara roda belakang justru semakin kehilangan traksi.

Jika tuas rem depan disentak oleh jari, maka, belum sempat beban teralihkan kedepan, rem sudah maksimal dan bisa menyebabkan “skidding” (tergelincir). Diperlukan waktu sekitar 1 detik dari kondisi lepas hingga pengereman maksimum, atau dengan kata lain, sejak anda mulai menarik tuas rem hingga tuas rem itu benar-benar tertarik dengan tenaga maksimum jari-jemari adalah dalam 1 detik. 1 detik waktu yang cukup bagi beban bobot motor dan pengendara untuk teralihkan ke roda depan dan mencapai traksi maksimum.

Sewaktu melakukan pengereman, jangan hanya mengandalkan rem depan saja, rem belakang juga dimanfaatkan namun tidak perlu terlalu keras, cukup untuk menstabilkan motor agar tetap bergerak lurus kedepan dan jangan sampai mengunci, ini penting, INGAT !!! Jangan sampai mengunci !!!. Sliding dengan roda belakang dapat menimbulkan “High Side Fall”.

FAST, seperti kursus Safety Riding yang lain, mengajarkan teknik Sudden Break ini. Namun dalam sessi ARC (Advanced Riding Course), kami juga ajarkan teknik berhenti saat melakukan cornering, serta track Sudden Break yang lebih menarik dan aman.

Percayalah, anda akan sangat bersyukur bila anda melatih diri anda sendiri untuk lebih menguasai teknik Pengereman yang baik, adalah dengan berlatih secara teratur. Cukup 10 menit saja, anda sendiri.

Oh.. satu lagi, sebelum anda mencoba berlatih, lengkapi diri anda dengan Gear yang memadai. Untuk jaga-jaga.

Rem Depan

Rem depan memberikan kemampuan pengereman yang terbaik bagi motor anda. Beberapa literatur seputar Safety Riding mengatakan bahwa “Front Brake is the one that STOP”. Sebab, saat melakukan pengereman, berat motor dan pengendaranya akan berpindah kedepan dan memperbesar traksi roda depan.

Anda bisa coba sendiri untuk menekan telapak tangan anda pada permukaan meja, semakin kuat anda tekan telapak tangan ke meja, maka semakin berat bagi tangan anda untuk bergeser dari permukaan meja.

Hanya saja, anda perlu memberi waktu bagi bobot tubuh dan motor untuk bergerak kedepan dan secara bersamaan meningkatkan daya rem roda depan, dengan meremas tuas rem secara progresif selama 1 detik hingga mencapai pengereman maksimum.

Sayangnya, banyak pengendara motor yang justru takut melakukan pengereman roda depan. Mereka percaya pada mitos yang mengatakan bahwa dengan melakukan pengereman roda depan, motor akan terpelanting kearah depan. Mereka sering menyalahkan kondisi ini padahal mereka justru tidak punya keahlian pengereman yang baik. Kondisi pengereman seperti “stoppie yang kelewatan” ini tidak akan terjadi, kecuali memang sipengendara menginginkannya, dan hanya motor-motor dengan COG (Center Of Grafity) yang terlalu tinggi yang akan mengalami hal ini, itu pun karena si pengendara motor memang menginginkannya atau panik. Yang lebih disayangkan lagi adalah, mitos ini terus menerus disebarkan dari pengendara motor ke pengendara motor yang lain.

Potensi bahaya yang timbul dari pengereman roda depan adalah justru timbul dari roda depan yang skidding. Bila skidding sampai terjadi, segeralah melepaskan rem depan dan kembali melakukan pengereman secara progresif. Karenanya, jangan serta merta menyentak tuas rem depan, melainkan di remas secara progresif. 1 detik.

Memang susah untuk tidak menyetak tuas rem depan disaat yang sangat tiba-tiba seperti orang gila yang tiba-tiba loncat kedepan jalur motor anda, itulah gunanya anda berlatih.

Oh… satu lagi, percayalah pada “rem depan” anda.

Rem Belakang

Yup, anda mungkin sudah bisa menebak, pada saat pengereman berat beban motor dan pengendara akan bergerak kedepan, menjadikan roda belakang kekurangan traksi dan tidak efektif untuk pengereman. Itulah sebabnya, skidding roda belakang pada saat pengereman tiba-tiba sangat umum terjadi. Memang susah untuk merasakan apakan roda belakang sedang sliding atau belum, dan menetukan “pressure” yang pas bagi pedal rem belakang. Anda harus merasakan karakteristik rem belakang motor anda. Bagaimana caranya ? Dengan berlatih secara teratur.

Mungkin anda bertanya, lalu apa gunanya rem belakang kalau yang menghentikan motor adalah rem depan ? Jawabannya adalah, pada faktanya, rem belakang juga membantu untuk melambatkan motor sekaligus menstabilkan motor saat melakukan pengereman.

Ada literatur yang mengatakan, jika dalam latihan anda terus menerus menyebabkan roda belakang tergelincir (skidding), maka, berhetilah menggunakan rem belakang, letakkan kaki anda pada foot rest tanpa menyetuh pedal rem. Kalau refleks anda yang melakukan pengereman hingga skidding, maka letakan kaki kanan anda pada foot rest untuk boncenger. Saat ada kesempatan, periksalah sistem pengereman anda, dan buat agar rem tidak terlalu menggigit.

“Banyak orang mengganti rem belakang yang aslinya tromol jadi disk brake. Niatnya sih, agar pengereman jadi lebih sempurna, walhasil, justru bikin rem belakang terlalu menggigit dan menyebabkan skidding yang berlebihan. Skidding roda belakang adalah penyebab terjadinya High Side Fall yang fatal.”.

Hmmm, walaupun demikian, ada kalanya rem belakang lebih punya andil dibandingkan rem depan. Pada situasi-situasi khusus seperti menuruni lembah yang terlalu terjal, berjalan di jalan yang sangat basah dan licin atau pada saat anda membawa boncenger yang gemuk. he he he.

Dua Lebih Baik Dari Pada Satu

Seperti telah di jelaskan, saat melakukan pengereman, gunakan kedua rem, dengan menggunakan kedua rem, depan dan belakang, maka jarak berhenti akan lebih pendek jika dibandingkan kalau hanya menggunakan salah satu rem saja.

Rem depan yang berperan lebih untuk menghentikan motor, Rem Belakang untuk menjaga kestabilan motor dan selalu menjadikan motor bergerak lurus.

Anda boleh praktekan sendiri. Cobalah melakukan pengereman dan berusaha mencapai jarak sependek-pendeknya tanpa harus ngotot dan membahayakan diri. Pertama-tama rem belakang saja. Beri tanda tempat anda mulai melakukan pengereman dan titik berhenti motor. Kemudian lakukan lagi dengan hanya menggunakan rem depan saja. Jangan lupa tips-tips diatas. Beri tanda lagi. Yang terakhir, cobalah dengan menggunakan kedua rem. Jika anda lakukan dengan benar, anda dapat melihat sendiri bahwa menggunakan kedua rem memiliki jarak berhenti yang paling pendek.

Anda harus siap untuk melakukan pengereman pada kedua rem depan dan belakang. Setiap saat dan setiap waktu anda berada diatas motor. Ada cara yang efektif agar anda selalu siap melakukan pengereman depan/belakang ini. Yaitu dengan selalu, yap, selalu melakukan pengereman depan/belakang setiap kali anda hendak melambat. Hal ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan anda, untuk selalu menggunakan rem Depan dan Belakang.

Engine Break

Dalam dunia otomotif, Engine Break, atau memanfaat putaran mesin yang sedang rendah untuk memperlambat laju kendaraan adalah hal yang umum. Demikian pula dengan motor. Walaupun demikian, Engine Break hanya memberikan kontribusi yang kecil dalam proses melambatkan motor, dan alangkah baiknya jika anda tetap mempercayakan pengereman pada sistem rem yang sudah ada di roda depan dan belakang motor anda.

Satu lagi, Engine Break, pada intinya sama dengan rem belakang. Penggunaan Engine Break yang berlebihan, terutama pada motor-motor dengan torsi besar dimana putaran mesin memiliki tenaga yang besar, Engine Break dapat menebabkan skidding pada roda belakang.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More